Aku di cicipi supirku

namaku Dita, kini usiaku menjelang 24 tahun Selama ini saya dan Mang Sardi sudah lama tidak melakukan belaian seperti dulu, mungkin 10 bulan lamanya sejak Dedi kemenakan mang Sardi merengut kegadisanku…dan tanpa saya sadari ternyata setelah kepulangan Dedi ke kampungnya Subang, dia(Dedi)telah menceritakan kisahnya sama mang Sardi pamannya itu yang sampe saat ini kembali kerja sebagai sopir keluarga Kami. Hingga suatu saat Mang Sardi bertanya seperti ini kepadaku “Neng Dita kenapa melakukannya sama keponakan mamang??” Kontan saja saat mang Sardi Tanya itu saya kaget sekali, saya pikir Dedi akan diam seribu bahasa, tapi kenyataannya Dedi malah cerita ke pamannya itu, dan saya malu sekali mendengarnya langsung dari pertanyaan Mang Sardi, padahal beberapa bulan lalu atau mungkin satu tahun lalu Mang Sardi hanya membelai-belai daerah sensitifku dan tidak berani untuk membobol keperawananku yang ternyata keperawananku hancur oleh keponakannya sendiri . saat itu saya hanya tertunduk malu ketika Mang Sardi Tanya masalah itu ke saya yang kira-kira pada awal bulan November 2003 menjelang puasa , yang sudah hampir 10 bulan sejak Dedi membobol keperawananku saya tidak pernah bermain belaian seks sama siapapun termasuk Mang Sardi, karena sejak saya berhubungan badan untuk pertama kalinya itu saya anggap itu yang terakhir kali melakukannya (malah saya sempat bersumpah untuk tidak melakukan kegiatan seks sekecil apapun), tapi terus terang saja kalo saya betul-betul tersiksa dengan gejolak seks yang sudah saya tahan sejak 10 bulan lalu. Dan ternyata Mang Sardi mengungkit lagi masalah itu sehingga terlintas lagi bayangan seks di pikiranku ketika mang sardi bertanya tentang hubungan seks ku dengan keponakannya. Saat mang Sardi Tanya itu saya lagi nonton tivi di ruangan bawah pagi jam 10 dan seperti biasa di rumah sepi karena ortu pada kerja dan adikku sekolah. Saya masih ingat betul saat itu tanggal 4 November 2003 atau 2 hari menjelang puasa. Saya jawab saat itu begini “ah Mang Sardi ….udah ah jangan Tanya masalah itu lagi, dita jadi malu dengernya…” begitu kira-kira jawabku saat itu…lalu mang Sardi tersenyum sambil agak mendekatkan wajahnya ke arahku yang saat itu sedang tiduran di sofa depan tivi dan ngomong seperti ini “dulu neng Dita suka diusap sama mamang….kalo mamang ngajak Neng Dita lagi usap-usapan lagi kira-kira neng Dita mau ga??” Saya tentu saja menggeleng sambil menyuruh mang Sardi meninggalkan ruangan keluarga “udah mang jangan ganggu Dita deh…mending Mamang ke dapur aja gih!!!” kataku setengah menghardik saat itu. karena jenuh nonton tivi saya kepengen mandi pagi saat itu yang kebetulan ada kuliah jam 12 dan langsung menuju kamar mandi dan setelah selesai keramas saya langsung menuju ke atas kamarku sambil pake daster dan di kamar saya langsung pasang hair dryer untuk keringin rambut sambil terlihat pintu kamarku setengah terbuka karena aku anggap ga ada siapa-siapa diatas aku membuka daster yang kebetulan tidak memakai cd dan bh jadi langsung aku buka saat itu dan ternyata mang Sardi mengintip kegiatanku membuka daster yang sudah pasti saat itu saya telanjang bulat. Saya lihat dari cermin kamar bayangan Mang Sardi sedang menyapu tapi tatapannya ke arah tubuhku saya memekik kaget dan menutup kamar dan ternyata Mang Sardi malah lebih nekat memasuki kamarku yang kebetulan ga ada kuncinya itu saya menutup dadaku dengan tanganku saat itu dan memohon ke mang Sardi untuk meninggalkan kamarku saat itu eh dia malah tersenyum sambil bilang gini “neng Dita kenapa jadi penakut begitu padahal beberapa waktu lalu Neng Dita meminta mamang untuk mengusap-ngusap neng Dita, mamang kepengen merasakan seperti yang Dedi rasakan waktu itu boleh kan, dijamin mamang ga akan melakukannya dengan kasar kok ”begitulah katanya dengan tetap melihat bagian tubuhku yang vital, saat itu saya hanya menutup pake tangan kemaluanku dan dadaku dan tentu saja bagian-bagian tubuhku yang lain terlihat jelas putih dan mulus. Saat itu Mang Sardi makin berani mendekatiku sambil mendesakku ke arah dinding kamarku yang membuat saya semakin ketakutan karena saat itu saya berjanji ga akan melanggar sumpahku untuk tidak melakukan kegiatan seks dengan siapapun walau beberapa bulan lalu saya sempet minta di usap-usap sama mang Sardi. O ya saat itu saya masih tetep single ga punya pacar karena takut sama mama kalo punya pacar, dan setelah mang Sardi semakin mendesak ke arah dinding semakin dekat pula hembusan nafasnya di wajahku dan dia mulai membelai rambutku sambil saya memohon ke dia untuk tidak meneruskan aksinya sampai saya bilang begini” mamang jangan teruskan, dita udah janji ga akan lagi seperti dulu-dulu saat sama mamang karena dita takut ketagihan mang, tolong mang hentikan…” sambil sedikit demi sedikit berjongkok sambil tetap tanganku menutup aurat yaitu dada dan kemaluanku dengan keadaan telanjang saat itu , eh mang Sardi malah bilang gini”tenang neng Dita mamang pasti akan lembut melakukannya Neng….soalnya mamang lihat akhir-akhir ini neng Dita sering melamun dan semakin hari neng Dita semakin membuat mamang jatuh cinta dengan kemulusan dan kecantikan neng Dita, apalagi disaat neng Dita dibalut handuk , aduh mamang mah ga kuat melihatnya juga neng…beda sekali dengan beberapa bulan lalu neng….saat ini neng Dita semakin kelihatan cantiknya”katanya dengan logat sunda merayu dan saat saya berjongkok begitu saya memejamkan mata saat dia mulai elus-elus rambut,pipi dan kelopak mata saya yang saat itu agak sedikit air mata,dan tangannya terhenti di telinga dan usap-usap di telinga sambil sesekali melebar usapannya ke leher yang lambat laun merangsang gairah seksku yang saat itu sudah tidak mens lagi sejak 3 hari.cewek-hotel.blogspot.com Saya pun terdiam disaat mamang ikut jongkok dan membelai tangan yang menutup bagian dada, sambil tetep memejamkan mata ini, dan mamang membukakan tangan ini dari dada dan anehnya saya pun menurut saat itu ketika dadaku mulai terbuka karena mamang menyibakkan tangan yang menghalangi dada ini. Lalu dia menaruh tangan kiri saya ke bawah sehingga di posisi jongkok itu dia bisa secara jelas melihat dadaku kiri dan kanan yang mancung, dan mamang pun mulai membelai dada ini saat itu sambil tetep kami berjongkok berdua dan sesekali dia melihat ke arah kemaluanku yang masih ku tutup dengan tangan kananku dan tangannya menyibakan tangan kanan ku yang saat itu menghalangi kemaluanku dan sayapun seperti dihipnotis menurut dengan lemah saya turunkan tangan kananku saat itu sehingga posisiku waktu itu berjongkok bersandar ke dinding kamar dan tanganku dua-duanya saya turunkan ke bawah yang tentu saja dengan leluasa Mang Sardi melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini ngga pernah lagi dinikmatinya seperti dulu. Dan setelah mang sardi mulai menyentuh kemaluanku dengan posisi berjongkok itu sayapun ikut hanyut menikmatinya karena sudah lama sekali saya tidak melakukannya sejak 10 bulan lalu berhubungan badan pertama kali dengan keponakannya Dedi. Saya memejamkan mata dan mencoba menikmati suasana itu sambil sesekali tak sadar mengeluarkan suara desahan yang mungkin membuat mang Sardi tambah bernafsu saja saat itu. Lalu dia mencoba memangku tubuhku saat itu ke atas ranjangku dan anehnya saya mengulurkan tangan saat itu seperti memberi akses kepadanya untuk lebih jauh lagi melakukan kenikmatan. Saat itu saya betul-betul hanyut dengan sentuhannya dan melihat jam di dinding kamarku sudah jam 12 siang,artinya saya harus kuliah tapi ga kepikir untuk bersiap-siap kuliah hanya perasaan nikmat yang ada dipikiranku saat mang sardi mengangkat tubuhku ke atas kasur…dan adegan berikutnya mang Sardi membuka ghespernya yang usang itu lalu pelan-pelan sekali membuka celananya sendiri yang ternyata dia ga pake celana kolor lagi saat itu dan terlihatlah kemaluannya yang menegang kalo dibandingkan dengan burung keponakan nya lebih kecil diameternya tapi lebih putih warnanya…sambil membuka celananya itu dia masih tetap memakai kemeja lusuhnya dan meminta saya untuk mengusap kemaluan yang tegang itu. Saya pun dengan pelan-pelan meraih kemaluan mang Sardi yang hangat dan berdenyut lalu perlahan mengocoknya seperti yang pernah saya lakukan setahun lalu di mobilku bersamanya. Dia dengan posisi berlutut merem melek ketika saya mengocoknya perlahan sementara saya hanya berbaring saja di kasur dengan posisi tidur terlentang dan sesekali dia melihat ke arahku dan tak lama dia meraih buah dadaku yang putih mulus, memang dadaku ini sedang untuk ukuran cewe hanya 34b nomor bh ku tapi mancung, putih dan mulus tanpa cacat, mungkin itu yang membuat mang Sardi tergila-gila. Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berusaha mencium bibirku tapi aku menolaknya dengan menggelengkan kepala di bantal saat itu dan dia hanya menciumi kening leher dan dadaku lalu ciumannya ke perut dan berakhir di kemaluanku yang sudah basah sekali …ah nikmat sekali rasanya…saya menolak diciumnya karena mang Sardi perokok jadi bau sekali nafasnya dengan bau rokok cerutu kebiasaannya. Tapi saat dia berlama-lama cium daerah kemaluanku saya betul-betul di awang-awang dan mengejang seperti ingin pipis tapi nikmat sekali. Setelah saya orgasme dan tubuhku bersimbah keringat dia menghentikan kegiatannya, lalu Tanya gini ke saya”neng Dita….kalau burungnya mamang dimasukin ke itu nya neng Dita…boleh ga??”katanya lembut Saya hanya menganguk saat itu lalu dia bilang lagi”tapi neng Dita istirahat saja dulu…mamang liat neng Dita kepanasan” Saya menganguk saat itu, memang cuaca di atas sini panas sekali kalo siang-siang apalagi jam 12-an. Tak lama 15 menit kemudian mang Sardi membawakan air putih dingin dari bawah dengan hanya pake baju kemeja lusuhnya saja dan terlihat burungnya mengecil Lalu setelah saya meminumnya dia Tanya begini”neng Dita saat itu pernah mengulum burung nya Dedi ngga?”tanyanya polos,aku pikir saat itu “dasar dari kampung,polos banget pertanyaannya” lalu menggeleng jujur…dan dia tersenyum seakan dia ingin dikulum burungnya. Dan setelah saya menaruh gelas di meja dia naik lagi ke kasur kamarku dan mulai membelai dadaku lagi….saya kemudian berbaring lagi memejamkan mata dan mulai menikmati sentuhannya lagi sambil agak mengangkat kaki kiriku saat itu saya mengerang dan mendesah saking nikmatnya dan burung mang Sardi terlihat berdiri lagi dan mendekatkannya ke arah mulutku saya sempet menggeleng tapi dia setengah memaksa mendekatkan kemaluannya ke arah bibirku sekilas tercium bau keringat di sekitar kemaluannya dan saya berusaha untuk tidak menghirupnya dan mencoba membuka mulut ini saat mamang menyodorkan kemaluan yang diameternya lebar itu dan saat saya mulai menyentuhkan lidah ke liang penisnya terasa asin dan aneh lalu lambat laun saya memasukan agak lebih dalam ke mulutku…dan itu adalah kemaluan laki-laki ke dua yang aku kulum setelah kemaluan Dedi keponakannya beberapa waktu lalu. Agak lama saya memaju mundurkan kepalaku saat mengulum kemaluan mang sardi di mulutku saat itu dan terasa pegal mulutku saat itu dan akhirnya sekitar 15 menit kemudian keluarlah air kental berasa aneh dari kemaluannya yaitu sperma mang Sardi muncrat tepat di mulutku yang mungkin setengahnya termakan olehku saat itu , saya sempat tersedak dan mau muntah tapi ditutupkan mulutku ini sama mang sardi waktu itu, sehingga termakan hampir seluruhnya sperma nya itu. Setelah itu dia mencoba menjilati kemaluanku yang basah sambil sesekali tangannya aktif membelai dadaku dua-duanya lama sekali sehingga saya merasakan orgasme ke 2. Setelah kami istirahat ½ jam sambil sesekali bercerita dengannya, kami mulai melakukan kegiatan lagi yang ketiga kalinya saya liat jam 2 siang artinya saya ga kuliah hari itu, sementara ortuku sama ade ku ada di rumah tepat jam 6 sore. Saat itu sempet terpikir olehku kalo mang Sardi ini ingin mencicipi tubuhku seperti keponakannya membobol keperawananku. Tapi saya ga peduli saat itu yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikamatn saat itu yang kami lakukan berdua, betul-betul hari yang melelahkan sekaligus mengasikan. Saat kegiatan yang ke 3 ini kami mulai belai satu sama lain dia belai dada kemaluan paha dan punggung,sementara saya belai penis dada dan sesekali wajahnya dan saat itu kami sempet berciuman bibir rasanya aneh sekali, mang sardi yang usianya 50 tahunan menciumi bibir mungilku yang merah ini tapi saat bermain lidah itu enak rasanya dan saat itulah mang Sardi mengarahkan penisnya ke kemaluanku. mamang terlihat hati-hati dan pelan-pelan memasukannya karena masih sempit dan terasa perih beberapa kali ga berhasil masuk tapi setelah dengan sabar dia mangarahkannya dan saya Bantu dengan mengarahkan penisnya ke kemaluanku akhirnya masuk juga walau agak sedikit nyeri(maklum saya hanya dua kali melakukannya lagi pula rentang waktu 10 bulan cukup lama) yang pada akhirnya saya merasakan nikmat tiada tara yang lebih nikmat melakukannya dibanding dengan keponakannya itu. Setelah sekian lama kami bersenggama akhirnya saya berteriak”ahhhhhhh……mmmmaaammaaaang Ddittttaaaa kellluaaarrrrr”maka saya pun orgasme untuk ke 3 kalinya sementara mang sardi terl;ihat blum keluar dan dia mencabut kemaluannya dan menyuruh saya mengulumnya kali itu agak lama saya mengulumnya dan terasa pegal mulut ini hampir ½ jam akhirnya keluar juga spermanya….dan kami masing-masing berpakaian setelah terlihat jam dinding sudah jam 4 sore…… Sejak saat itu sampe sekarang kami sering melakukan hubungan badan ini yaitu dengan mencuri-curi kesempatan di saat rumah sepi.

Ngentot Nikmat habis Pijat

Aku sering nungguin anakku yang kedua di sekolahnya, terutama waktu olah raga.Guru olah raga anakku bernama pak marno. Ia suka sekali bercanda dan berhumor. Tubuhnya tinggi, kurang lebih 175 cm dan berbadan besar dan kekar. Warna kulit agak hitam. Ia baru saja bercerai dengan isteri 4 bulan yang lalu. Jadi ia seorang duda. Selain ia guru olah raga, ia pun pintar memijat. Banyak guru lain minta dipijet olehnya.

Ketika olah raga seperti biasanya ia memakai celana training. Sambil menunggu anakku aku memperhatikan ia yang sedang olah raga bersama murid-murid kelas dua. Begitu aku memperhatikan diantara selangkangannya aku lihat tonjolan yang memanjang dan besar. Aku berkata dalam hatiku, wuh panjang dan besar sekali barangnya.

Suamiku hobi dipijat. Tukang pijat langganannya selama ini adalah pemijat tunanetra.

“Guru olah di sekolah anak kita pintar memijat, ngerti urat lagi katanya. Coba saja mas!” kubilangi suamiku.

“Boleh juga kita panggil ke sini malam minggu depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?”

“Enggak tahu ya .. Coba aku tanyakan besok ya.”

Keesokan harinya aku pergi ke sekolahan dan bertemu dengan pak marno.

“Pak, mau enggak mijetin suami saya?” tanyaku. “Tapi kalo bisa malam hari, Pak.”

“Boleh juga asalkan ongkosnya mahal,” katanya sambil bercanda.

Setelah suamiku pulang kantor sambil makan malam aku ceritakan padanya bahwa pak marno mau.

“Boleh panggil ke sini tapi malam sekitar jam 22.00,” kata suamiku.

Sampai waktu yang ditentukan pak marno datang ke rumahku. Ia ngobrol dengan suamiku sambil bercanda sehingga baru saja kenal suamiku merasa akrab dengannya. Aku duduk di dekat suamiku menemaninya. Kemudian suamiku menyuruhku merapikan kamar depan dekat ruang tamu.

Mulailah suamiku dipijet oleh pak marno sambil ngobrol ngalor-ngidul. pak marno banyak ngebanyol karena memang ia hobi bercanda. Aku nonton TV sambil tiduran di sofa ruang tamu ngedengerin obrolan pak marno dan suamiku.

Suamiku mulai bercerita agak serius dengan suara pelan-pelan.

“Aku ini tidak kuat dalam dalam hubungan seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka marah-marah kalau hubungan intim. Kalau pak marno bagaimana dengan isteri Anda?”

“Saya sekarang duda sudah 4 bulan. Kalau dulu sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia kewalahan dengan kemampuan saya sampai ia minta cerai.”

“Wah, hebat kamu ini, Pak.”

pak marno yang biasanya suka bercanda mulai berbicara serius.

“Mungkin Bapak terlalu lelah, atau mungkin punya Bapak terlalu kecil dan pendek. Bapak urut yang membesarkan dan memanjangkan saja. Saya hanya bisa mengeraskan saja. Kalau memanjangkan dan membesarkan aku tidak bisa,” katanya pada suamiku.

“Wah, tukang urut yang memanjangkan dan membesarkan itu banyak yang bohong,” kata suamiku.

“Ada yang bener, Pak. Ada teman saya berhasil dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar lagi,” kata pak marno berusaha meyakinkan.

“pak marno pernah nyoba enggak?” tanya suamiku selanjutnya.

“Saya tidak perlu karena punya saya sudah sangat panjang dan besar. Panjangnya 19 cm dan besarnya 4,5 inch,” jawab pak marno sambil tertawa. “Kalau punya bapak berapa?”

“Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5 inch.”

Mendengar obrolan suamiku dan pak marno aku berkata dalam hatiku.

“Wuh… besar dan panjang sekali punya pak marno, pantesan tonjolannya panjang dan besar dan itu belum bangun. Apalagi kalau barangnya sudah bangun.”

Aku jadi berkhayal, kalau seandainya…. Wah, nikmat sekali…

Setelah mereka selesai aku pura-pura tidur. Kemudian suamiku membangunkan aku.

“Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan pak marno?” tanyaku setelah pak marno pulang.

“Wah bagus sekali, lebih bagus daripada langganan saya. Sekarang saya mau langganan sama pak marno saja. Saya sudah bilang kalau saya mau pijet tiap malam minggu.”

“Kalau kamu mau juga, boleh coba malam minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku rasanya enteng dan enak sekali,” kata suamiku

“Aku mau, tapi malu mas, nanti ia cerita di sekolahan.”

“Ya enggak sih, nanti kita bilangin jangan cerita-cerita pada orang lain.”

Keesokan harinya saya ketemu pak marno. Sambil tersenyum, ia langsung bertanya padaku.

“Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dengan pijetan saya?” tanya pak marno padaku.

“Cocok sekali… Malam minggu depan bapak disuruh suamiku pijet lagi. Bahkan suamiku mau langganan.”

“Ya.. Bapak sudah bilang sama saya.”

Setelah suamiku menawarkan untuk diurut oleh pak marno, hatiku tidak karuan, membayangkan bermacam-macam, bercampur takut dan ingin merasakan sesuatu. Karena memang aku jarang menemukan kepuasan dengan suami. Selain punya suamiku lemes, barang kecil dan pendek dan tidak tahan lama.

Hampir-hampir setiap malam aku membayangkan Konti punya pak marno. Aku berkata dalam hati, barang pak marno pasti kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya orang yang agak hitam itu kuat, mana badannya tinggi, besar dan kekar. Pokoknya sangat jantan. Kayak apa kalau badan yang besar itu menindiku dan memelukku keras-keras, sementara badanku langsing seperti ini, dan tinggiku hanya 155 cm. Apa kuat aku ditindih badan raksasa itu. Apa bisa masuk barang sebesar itu ke lobangku yang kecil ini. Apa tidak mentok kesakitan bila barang yang keras dan panjang ditekan ke lobangku dengan tenaga yang raksasa. Pokoknya aku membayangkan antara takut dan ingin merasakan.

Kata teman-temanku barang gede dan panjang itu sangat nikmat sekali. Saking nikmatnya, katanya sampai ngeyut ke ubun-ubun.

Malam ini malam minggu, pak marno akan datang. Hatiku berdebar-debar. Jam menunjukkan 21.30. Tak lama kemudian pak marno datang. Suami mempersilahkan masuk, dan bilang padanya bahwa aku mau juga dipijet malam ini, dan suamiku minta tidak bercerita macam-macam ke orang lain. pak marno menjawab, “Ya, tidak dong, Pak.”

Suamiku mulai diurut. Kurang lebih jam 23.00 suamiku selesai diurut.

Sekarang giliran aku yang akan diurut. Aku pakai kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang tamu sambil nonton TV.

Aku mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug. pak marno mulai menyingkap kain sarungku di bagian betis dan memegang betisku sambil mengurut pelan-pelan, aku merinding merasakan urutan pak marno, karena sebelumnya aku membayangkan sesuatu yang nikmat.

Kini pak marno membisu seribu bahasa tidak seperti biasanya suka bercanda dan berhumor, mungkin menikmati pandangan terhadap betisku yang mulus. Maklum ia menduda 4 bulan. Semakin merinding dan berdebar-debar hatiku ketika pak marno meletakkan kakiku ke pahanya. Sambil mengurut ia maju sedikit-sedikit sehingga kakiku menyentuh ke bagian selangkangannya sehingga terasa kakiku menyentuh benjolan yang mulai mengeras.

Dengan suara pelan dan terpatah-patah pak marno bertanya.

“Paha ibu mau diurut?”

“Ya pak, memang di bagian itu agak terasa nyilu-nyilu. Pelan ya, Pak,” aku pun menjawab dengan suara pelan.

pak marno mulai menyingkap pelan-pelan sarungku sampai di bawah sedikit pinggulku. Ketika pak marno mengurut pahaku sampai ke selangkanganku, aku merintih dengan suara pelan-pelan takut kedengaran suamiku. pak marno pun terasa meningkat rangsangannya terasa dari sentuhan tangannya yang kadang-kadang mengurut sambil mengelus dan meremas pahaku apalagi ketika sampai di selangkanganku.

Semakin timbul sensasi yang luar biasa ketika pak marno membuka kain sarungku di bagian atas pinggulku dan memelorotin cdku sedikit ke bawah. Kini ia mulai mengurut sambil meremas-remas pinggulku, dan rangsanganku semakin tinggi, aku merintih dengan suara pelan. Dan pak marno tahu kalau merangsang, aku juga tahu kalau pak marno juga merangsang.

Aku berkata dalam hatiku: sebelum aku diurut dalam posisi terlentang, aku akan pamit sama pak marno untuk buang air kecil sambil aku ingin melihat apakah suami sudak tertidur atau belum.

Ketika pak marno menyuruhku terlentang, aku berkata kepadanya: “Aku mau ke kamar mandi dulu untuk buang air kecil.”

Ketika keluar kamar aku lihat suamiku tertidur pulas mungkin karena lelah seharian dan habis diurut.

Di kamar mandi aku berkata dalam hati. Kalau nanti sarungku disingkap sampai ke selangkanganku dalam posisi terlentang, pasti pak marno akan melihat bulu jembutku. Ia akan semakin merangsang. Aku menginginkannya meraba vaginaku dan memasukkan jarinya ke lobang vaginaku.

Setelah masuk ke kamar, aku bilang bahwa suamiku tertidur lelap. Ketika mendengar kataku pak marno semakin bersemangat.

Kini aku terlentang di hadapan pak marno. Dan pak marno tidak was-was lagi ia membuka sarungku sampai ke selangkanganku. Aku memenjamkan mata sambil menggigit bibirku.

Kini pak marno tidak memijat lagi tetapi ia mengelus-elus dan meremas-rema pahaku dengan gemesnya. Kini ia melihat bulu jembutku dan mengelus-elus bibir vaginaku, dan semakin tidak tahan rasanya aku ingin memegang barangnya pak marno sambil penasaran tapi malu. pak marno semakin berani menusukkan jarinya ke lobang vaginaku yang sudah membasah dengan ledir.

Aku mulai memberanikan diri meraba selangkangan pak marno. Dan pak marno membuka resleting celananya. Sambil aku melirik ke selangkangannya, pak marno mengeluarkan rudalnya. Aku terkejut astaga besar dan panjang sekali. Warnanya kehitam-hitaman, nampak urat-uratnya mengeras, dan kepala rudal jauh lebih besar lagi dari batangnya. Aku menggenggamnya tapi genggamanku tidak muat saking besar.

Sambil mengelus-elusnya, aku bayangkan kalau rudal yang kepalanya sangat besar ini dimasukkan ke lobangku. Apakah tidak robek lobang vaginaku dan jebol lobang rahimku. Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku bercampur ingin menikmati dan takut robek dan jebol.

pak marno kini semakin ganas mengocok lobang vaginaku dengan jarinya, dan aku sangat ingin ditindihi dan disetubuhi tapi takut kalau suami bangun kalau mendengar jeritanku. Sambil mengocok pak marno menciumi pipiku. Pelan-pelan ia lalu mengecup bibirku, semakin lama ia semakin ganas mencipoki, aku pun terangsang berat.

Kemudian ia memelukku dan menindihku sambil berusaha menyingkap sela-sela samping CD-ku untuk memasukkan rudalnya, tapi tidak berhasil masuk. Kemudian ia menekan lagi.

“Aduh…” jeritku sambil menggigit bibirku tidak tahan.

Tekanan kedua kalinya ini tidak berhasil memasukkan rudalnya ke lobang vaginaku. Kemudian ia menekan lagi dengan tenaga yang super keras dan hampir masuk, tapi terdengar suara suamiku mengegok. pak marno dan aku pun kaget terbangun dan menutupkan sarungku ke seluruh tubuh. Dan aku mengakhiri pijetan.

Kemudian aku membangunkan suamiku. pak marno pun pamit pulang karena memang sudah larut malam. Kemudian aku mengajak suami masuk kamar, aku sudah tidak tahan. Barang suami juga mengeras tidak seperti biasanya. Kini aku menyalurkan rangsanganku dengan suami sambil membayangkan disetubuhi pak marno. Malam itu aku benar-benar merasakan puncak orgasme yang luar biasa tidak seperti biasanya, juga suamiku.

“Ma… Malam ini tidak seperti biasanya. Urutan pak marno memang luar biasa membuat kita benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Kita minggu depan urut lagi ya, Ma…” kata suamiku.

Hari-hari aku hidup dalam bayangan: Kalau malam minggu depan suamiku tidak ada di rumah, aku akan menyiapkan minyak pelumas agar dioleskan ke lobang vaginaku. Aku membayangkan barang pak marno yang besar dimasukkan sambil melelukku, menyepokiku dan menggenjotku. Membayangkannya saja sangat nikmat apalagi benar-benar dimasukkan. Sambil rasa khawatir kalau lobangku nanti robek dan lobang rahimku jebol.

Kini malam minggu datang, hatiku berdebar-debar membayangkan sesuatu yang besar dan panjang, membayangkan lobang vaginaku membengkak lebar, dan lobang rahim diterobos barang besar. pak marno datang memakan pakaian yang serasi nampak sangat gagah dan manis. Ketika suami ngobrol dengan pak marno telpon berdering. Ternyata teman suamiku mengajak ke luar kota untuk mengurus bisnisnya.

“Ya nanti setelah dipijet,” jawab suamiku.

Malam ini aku semakin yakin bahwa aku akan disetubuhi dengan pak marno.

“Ma… saya nanti setelah diurut akan pergi ke luar kota,” kata suamiku padaku.

“Jadi, saya tidak usah dipijat, habis tidak ada Mas.”

“Tidak apa-apa pijet saja, pak marno orangnya baik, aku sudah percaya kok.”

Mendengar pernyataan suamiku, hatiku girang karena sebentar lagi pasti aku disetubuhi oleh pak marno yang berhari-hari aku membayangkannya.

Setelah suamiku selesai diurut ia mandi. Dan Aku bilang pada pak marno, “Tunggu dulu ya pak, minum-minum dulu kopinya. Aku mau menyiapkan pakaian bapak untuk ke luar kota.”

Setelah suamiku menyiapkan semua yang akan dibawa ke luar kota, ia pamit ke pak marno. Aku mengantarkan sampai pintu gerbang.

Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik. Aku masuk ke ruang tamu dan bilang sama pak marno, “Tunggu dulu ya pak, aku ganti pakaian dulu.”

Aku memakai sarung dan kaos… dan sengaja aku tidak memakai BH dan celana dalam.

Begitu aku keluar, sorotan mata pak marno menatap payudaraku, aku tersenyum. Aku duduk di kursi sebentar. Aku bayangkan bahwa pak marno duda selama 4 bulan, berarti ia tidak berhubungan selama 4 bulan. Aku yakin ia tidak jajan sembarangan. Aku begitu yakin malam ini aku akan digenjot berkali-kali dan berjam-jam. Memang aku ingin sekali berhubungan badan sepuas-puasnya.

Sekarang aku memilih kamar untuk urut di bagian belakang, agar jeritanku yang keras nanti tidak terdengar oleh siapapun. Aku mengajak pak marno ke kamar belakang, dan hujan turun cukup deras sehingga cuaca dingin mengantarkan impianku, dan tidak akan terdengar suara apa pun kecuali jeritanku, bunyi cipokan yang mengganas, dan bunyi lobang vaginaku yang digenjot oleh kepala rudal besar dan tenaga yang super keras.

Kini aku beduaan yang sama mengharapkan kepuasan seksual dengan sepuas-puasnya. pak marno membuka kain sarungku dan tinggal kaos yang menutupi payudaraku. Ia meremas-remas pahaku. Aku mengelinjang-gelinjang. Kemudian pak marno membuka celananya. Rudalnya tegang, membesar dan memanjang. Uratnya mengeras dan kepala rudalnya membesar sekali. Ia menciumi pahaku terus ke bibir vaginaku. Aku sudah tidak tahan karena mulai tadi sudah merangsang karena membayangkan kenikmatan yang sebentar lagi akan aku rasakan.

Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat, jam menunjukkan 23.00. Ia meremas-remas tetekku sambil mengocokkan jarinya ke lobang vaginaku.

“Pak, masukkan… aku sudah tidak tahan.”

“Aku juga tidak tahan, aku sudah 4 bulan tidak pernah berhubungan badan, aku ingin malam ini benar-benar puas, mungkin aku main sampai pagi,” timpal pak marno.

“Aku juga pak… Aku serahkan semua tubuhku pada pak marno. Tapi, oleskan minyak pelumas yang kusiapkan ini ke lobang vaginaku dan ke rudal Bapak agar aku tidak merasakan sakit.”

Aku siapkan parfum dan minyak pelumas yang harum.

“Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dicampur dengan ludahnya.

Kini pak marno mengangkangkan pahaku lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang itu lobang vaginaku. Ia menekan, tapi tak berhasil masuk. Kedua kalinya ia menekan lagi dan tidak juga berhasil masuk, aku menjerit kesakitan.

“Pertama rasanya agak sakit, karena lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tidak ngimbang,” katanya merayuku.

Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan minyak pelumas banyak sekali sampai meleleh ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia mengolesi juga rudalnya dicampur dengan ludahnya, kemudian ia menekan rudal besar, panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya dengan tenaga yang super keras, akhir masuklah kepala rudal besar itu, dan aku pun menjerit kesakitan.

Ia terdiam, menahan sejenak, sambil menindihiku dan menciumiku, merayu dan berbisik ke telingaku.

“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.”

Aku mengangguk.

“Tahan ya, Bu, aku akan tekan lagi agar masuk semua,” bisiknya lagi.

Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku tidak tahan.

“Aduh.. sakit, Pak,” Jeritku tertahan sambil menggigit bibir.

Akhirnya barang itu trot… bleees… masuk semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke lobang rahimku. Kini beralih dari rasa sakit ke rasa nikmat yang luar biasa.

“Pak .. rasanya nikmat sekali.”

Semakin ganaslah pak marno menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang vaginaku akibat genjotan yang luar biasa. Nikmatnya luar biasa terasa sampai ke ubun-ubun, aku menggigil, meraung-raung kenikmatan.

“Aah… uuuh… uuh… aku… aku… mau mencapai puncak, Pak…”

pak marno menekan keras-keras. Aku pun mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. pak marno sangat kuat dan bertahan lama, ia belum mencapai orgasme. Aku sudah lemas, tapi karena pak marno meremas-remas kembali tetekku dan menjelati vaginaku, aku mulai merangsang lagi.

pak marno menyuruhku nungging. Ia menusukkan kembali rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang, bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… sambil ia mengelus-ngelus lobang anusku. Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang anusku, jarinya ditusukkan ke lobang anusku.

“Aduh… Pak!” jeritku.

Tapi ia pintar sekali menciptakan rangsangan baru. Ia kocok lobang anusku pelan-pelang dengan jarinya, lama-lama aku merasakan nikmat.

“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”

Akhirnya pak marno menambahi minyak pelumas ke lobang anusku, dan mencabut rudalnya dari vaginaku, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu anusku.

“Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”

Kemudian menusukkan tepat ke lobang anusku dan menekannya. Akhirnya barang besar itu masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan hingga separuh Konti itu. Ia mendorongku agar aku tengkurep. Begitu tengkurep ia menindihku, menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat sekali rasanya di anus. Sampai terasa ada cairan muncrat dari dalam lobang anusku. Ia terus mengocok dan menggejot semakin cepat, aku merasakan nikmat sambil menahan genjotan. Prot… prot… druuuuut. Semakin ganas ia menggenjot sampai aku terkentut-kentut dibuatnya. Akhirnya pak marno mencapai puncaknya dan muncratlah pejunya memenuhi lobang anusku.

Malam itu aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku disetubuhi oleh pak marno sampai 4 kali hingga pagi.

pasangan selingkuh di Hotel Hotel

Hotel, Pasangan selingkuh ini langsung digiring ke Kantor Satpol PP Kota Tangerang untuk mendapatkan pembinaan karena telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2005 tentang larangan pelacuran di Kota Tangerang.  “Ada 21 pasangan yang kami dapati tengah berduaan di kamar hotel. Saat diperiksa mereka tidak dapat memperlihatkan identitas sebagai suami istri. Mereka akhirnya kami berikan penyuluhan hal ini dilakukan untuk menciptakan Kota Tangerang yang kondusif sesuai dengan motto Kota Tangerang yang berakhlaqul karimah,” ujar PPNS Satpol PP Kota Tangerang, Edi Suherman. Dikatakan Edi, operasi ini dilakukan rutin setiap bulannya dan operasi ini merupakan yang pertama kali di bulan Mei. "Setiap hotel Hotel.

Bisnis Hotel "Short Time" Untuk Bercinta Malah Laris Manis (2)


HOTEL DEKAT STASIUN

Biasanya berlokasi di dekat stasiun, bahkan satu manajemen, Hotel Cinta didesain romantis, dan penamaan yang atraktif, seperti Hotel untuk Anda, Istana Matahari, dll. Hotel ini menawarkan ruangan disewa per jam, seringkali Pasangan Selingkuh menjadikan hotel jam jaman ini untuk mesum disingkat dengan penawaran istirahat singkat dan perpanjangannya. Suasana diatur sedemikian, kontak dengan pegawai diminimalisir, mengandalkan teknologi informasi, elektronik, layar sentuh, dll, untuk menjaga kenyamanan pengunjung. Ini memang bisnis yang menjaga rahasia para tamu. Sebagian malah dilengkapi garasi dan pintu bawah tanah, sementara yang lain menyediakan lapisan untuk mengaburkan pelat nomor kendaraan pengunjung. Tentu saja ada tempat tidur, televisi layar datar dan proyektor, mesin karaoke dan sebuah kamar mandi diluar pada ruang yang lebih mahal. Juga ada mesin penerima bayaran di tiap pintu kalau-kalau pengunjung ingin keluar tanpa ada yang melihat. Banyak pengunjung menggunakan hotel ini sebagai lokasi selingkuh atau bertemu pekerja seks komersial, meskipun banyak juga yang merupakan pasangan yang hendak mencari tempat lebih lapang dari apartemen yang umumnya sempit di Jepang. Hotel Cinta menawarkan waktu untuk menyendiri terpisah dari kepadatan di sebuah negara dimana privasi adalah barang langka.

Hotel "Short Time" Untuk Bercinta Malah Laris Manis

Hotel "Short Time" Untuk Bercinta Malah Laris Manis

Hotel Cinta alias hotel “jam-jaman” yang biasa dipakai untuk selingkuh atau pacaran, atau berdua-duaan dengan pasangan spesial, menjadi bisnis menggiurkan di Jepang. Hotel cinta diperkirakan dikunjungi 500 juta kali setahun. Kini terdapat sekitar 25.000 hotel cinta di Jepang . Bisnis ini berkembang pesat ditengah resesi ekonomi yang snagat buruk saat ini. Menyediakan privasi adalah bisnis besar di Jepang. Industri hotel cinta ini sangat besar, diperkirakan bernilai $40 miliar dollar setahun. Pemilik hotel juga mengaku mereka hampir tidak terimbas resesi sama sekali. Kondisi yang sangat dikuasai investor. “Tentu saja beberapa hotel kena dampak, tapi hotel cinta tidak,” kata Joichiro Mochizuki, seorang eksekutif perusahaan yang mengelola beberapa hotel cinta, termasuk Asian P-Door di Tokyo. Di Jepang privasi adalah industri yang sangat diminati konsumen. “Tidak seperti hotel umumnya, tidak seperti hotel bisnis – hotel cinta ini mengalami penurunan 3-4% tetapi tetap saja tingkat hunian kami mencapai 400%.” Itu berarti, rata-rata, dalam sehari tiap kamar dipakai empat kali.